METRO – Salah seorang rekanan PLN mengancam akan mempolisikan sejumlah pejabat di PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Lampung, UP3 Metro.
“Saya kecewa, pertama karena saya sebagai pihak pemenang nomor urut 1 (Satu) tapi hanya diberi separo kontrak pekerjaan. Kedua, setelah saya telusuri perusahaan yang ‘bukan pemenang’ dan berada diurutan terakhir (Nomor 10) justru di akomodir dengan baik dan memperoleh 5 (Lima) pekerjaan di PLN. Ini aneh. Makanya akan saya usut tuntas kebusukan kebusukan yang ada didalam internal PLN ini,” kata Bima kepada wartawan, Senin (31/8/2020).
Awalnya, kata Bima, dirinya mengetahui ada dua kontrak pekerjaan. Hanya setelah penyerahan berkas balik, justru kontrak tersebut malah hilang dan berubah dengan kontrak baru yakni separuh pekerjaan di PLN ULP Sukadana.
“Saya masih ingat kata dia ‘(MB)’ PO saya buat dua bulan ya, ada sekitar 500an, nanti tergantung kinerja, bisa lanjut, bisa dipindah. Okelah, anggap saya dikerjai sama mereka, saya di Zalimi mereka,” kata Bima dengan nada meninggi.
Menurut Bima, jika perusahannya menang, seharusnya PLN mengakomodir bagian pemenang dengan pekerjaan yang sesuai. Ini malah justru memenangkan perusahan di bawahnya, dengan nomor urut paling rendah.
“Gila.., disitu kan jelas penawarannya, kalau perusahaan yang nggak menang, artinya penawarannya kan tinggi, ini malah dikasih lokak banyak, ada apa,” ujarnya dengan nada bertanya.
Ia mengaku, akan melakukan upaya hukum dan mencari keadilan hingga pengadilan.
“Ini tidak bisa diterima, dan saya siap memperlihatkan nanti di Pengadilan, kalau dokumen saya jelas, siapapun mau main main ya silahkan saja, biar hukum yang berbicara,” tegasnya.
Sementara itu, Nurdesanto Manager Bagian Niaga UP3 Metro kepada wartawan, Senin (31/8) mengaku hanya melaksanakan perintah Manager UP3 Tatan.
“Gw kan sudah dicopot.. kenapa ke gw.. padahal semua arahan MUP3.. gw tumbal aja toh…,” beber Nurdesanto melalui Chat Whatapp, Senin.
Publish : Redaksi
