PANARAGAN- monitorekspres.com : Mudah-mudahan pertemuan kita pada pagi hari yang berbahagia ini tergolong sebagai pertemuan yang akan membawa manfaat dan barokah dari Allah subhanahu wa ta’ala, pada pembukaan pestival bambu internasional.
Demikian Sambutan Bupati Tulang Bawang Barat Umar Ahmad pada Pembukaan Tubaba Internasional Bamboo Pestival yang di selenggarakan kota budaya Uluan Nughik, 6-8 November 2020.
Hadir pada acara tersebut, Wakil Gubernur Lampung Hj.Chusnunia Chalim, Wabup Fauzi Hasan, Ketua DPRD Ponco Nugroho, Kapolres Tubaba, Forkopimda, dan Tamu undangan lainnya.
Pertanyaan yang mendasar yang saya tanyakan kepada para inisiator bahwa apakah festival ini hanya sekedar mencari bentuk atau menyajikan bentuk-bentuk ataukah festival ini juga menggali lebih dalam apa yang menjadi hal-hal substansi yang ingin kita capai di dalam tubaba ini akhirnya dengan penjelasan yang dijelaskan oleh inisiator kepada saya, kegiatan festival ini meneguhkan kembali bahwa keinginan tubaba untuk pulang ke masa depan.
Sebuah masa yang dimana manusia memiliki tidak hanya sekedar mengakui dirinya sebagai makhluk tunggal di bumi ini tetapi manusia lebih menyadari bahwa kita adalah menjadi bagian dari seluruh proses alam semesta ini karena kalau kita lihat hari ini kita dengan sebutan makhluk paling mulia di muka bumi ini kadang-kadang membuat kita lebih serakah dan menyampingkan ada makhluk-makhluk lain yang juga hidup di muka bumi ini.
Lalu muncul lagi pertanyaan kemudian setelah kita mulai memunculkan ide bambu festival ini apakah sekarang pertanyaannya apakah tubaba sekarang sedang memfokuskan diri untuk membangun sistem kepariwisataan saya jawab, bahwa tubaba sekarang tidak sedang memfokuskan diri membangun sistem kepariwisataan tapi kita lebih fokus pada bagaimana meningkatkan semua kualitas dalam sendi kehidupan di masyarakat kemudian dengan sistem pendidikan dengan sistem pengelolaan sampah dengan semua apa yang kita lakukan hari ini apakah kita bisa mampu mencapai masa depan yang kita inginkan.
Bagaimana kita menuju masa depan bagaimana kita meningkatkan setiap kualitas di dalam sendi kehidupan di bumi ini hal inilah yang apa namanya menjadi dasar kenapa kami juga ikut menyetujui ketika pimpinan inisiator ini mengajukan diri ke Kementerian pendidikan dan Kebudayaan untuk mengambil program ini dari Kementerian karena jangan sampai ini menjadi hal yang hanya sekedar seremonial tidak menyentuh hal-hal yang sangat substansi untuk kita laksanakan dan diselaraskan dengan kebijakan dan program yang ada di kabupaten Tulang Bawang Barat ini.
Sekedar informasi mungkin ini kali kedua Mbak Nunik hadir di kompleks ini kawasan ini kami namai dengan Uluan Nughik, Uluhan adalah di atas dan Nughik adalah kehidupan, kehidupan sendiri adalah sebuah peradapan jauh sebelum orang menyebut daerah ini menjadi daerah Tulang Bawang adalah peradaban yang hilang karena Krakatau purba meletus Krakatau yang memisahkan antara Jawa dan Sumatera memisahkan antara Sumatera dan Kalimantan peradapan hilang bersama dengan letusan Krakatau purba.
Tetapi ada satu produk kebudayaan yang masih bisa ditelusuri dengan sampai dengan hari ini adalah + nol + itu adalah hutan itu angka sebuah mitologi masyarakat untuk menjaga kelestarian alam dan inilah yang juga menjadi dasar dari kenapa kita menggelar apa namanya bambu festival internasional kita pada hari ini.
Sekali lagi terima kasih atas kesempatan untuk hadir di sini dan kepada seluruhnya kami ucapkan terima kasih, kepada seluruh panitia penyelenggara festival ini mudah-mudahan ini menjadi berkah untuk kita semua dan selamat merayakan pesta pestival bambu internasional dan mungkin terakhir izin kepada ibu Wakil Gubernur untuk membuka festival ini terima kasih, Tutup Bupati Umar Ahmad.
Laporan : Sayuti
Publish. : Redaksi
