Metro//Monitor ekspres.com – Calon Wali Kota nomor urut 2, Wahdi Sirajuddin menyapa generasi Z dan Melenial di Rujak Petir Baskoro di Jalan Mawar, Mulyojati, Metro Barat, Sabtu (05/10/2024) malam.
Kedatangan Wahdi Sirajuddin untuk mendengarkan aspirasi generasi yang lahir tahun 80 hingga 90-an dan 1997 hingga 2012.
Pertemuan bertajuk ‘Bincang Anak Muda’ menyinggung soal pemberdayaan generasi muda dan peningkatan UMKM yang menjadi penopang kemajuan daerah.
Calon Petahana itu berjanji menuntaskan sejumlah PR dengan layanan terintergrasi dari hulu ke hilir.
Wahdi memaparkan alasan kembali maju pemilihan kepala daerah yang berangkat dari kegelisahan melihat fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Menurutnya, selama menjabat sekitar 3 tahun 7 bulan pemerintah telah menyelesaikan sejumlah persoalan krusial, di antaranya rencana detail tata ruang atau RDTR dan menyiapkan rencana jangka panjang pembanguan hingga tahun 2045.
Wahdi mengajak pemuda melanjutkan estafet kepemimpinan dengan memanajemen kegelisahan dengan cara positif.
“Pempimpin harus memberi contoh. Sejumlah penghargaan yang berjumlah lebih 200 kategori, penurunan angka stunting, inisiasi rumah sakit utama fakultas kedokteran, dan masih banyak lainnya menjadi ikhtiar membangun Kota Metro yang berkelanjutan,” katanya.
Pertemuan itu juga diisi sesi tanya jawab. Sejumlah peserta yang hadir menanyakan terkait komitmen pasangan WaRu maju untuk periode kedua.
“Membangun Kota Metro dengan gotong royong atau dikenal dengan konsep Hexahelix. Bagaimana komitmen berkolaborasi dengan masyarakat?,” tanya Sueb, warga kompleks perumahan Prasanti, Metro Pusat.
Sementara, Eka Wisnu memberi apresiasi program kerja pemerintah terkait pemberdayaan komunitas dan pelestarian budaya, namun secara spesifik menanyakan langkah yang bakal diambil jika kembali diberi amanah memimpin kota berjuluk Bumi Sai Wawai tersebut.
“Saya mengapresiasi adanya Metro Creative Hub dan Cagar Budaya tapi bagaimana langkah memaksimalkan potensi tersebut,” tanya warga Kauman, 15a, Metro Pusat.
Wahdi menjawab dengan pertanyaan dengan berseloroh dengan kalimat ‘Ini pertanyaan sulit, sambil melempar senyuman kecil.
“Kita kadang kala terjebak pada kata istilah-istilah. Intinya, manusia ini mahluk sosial yang tak bisa berdiri sendiri. Kami menginisiasi Metro Youth Leadership Summit
atau MLYS yang menjadi wadah bagi sejumlah komunitas. Ini menjadi bentuk kerja sama dan gotong royong,” jelasnya.
Wahdi juga berpesan agar masyarakat dapat menjaga hubungan kepada pencipta dan antarsesama manusia.
Di akhir diskusi, Wahdi menjelaskan setiap zaman memiliki problematika yang berbeda. Pemerintah hadir membuat regulasi dan menciptakan kesejahteraan masyarakat.
“Kalau masyarakat masih menginginkan kami, kami akan berjuang. Membangun kota kelahiran. Saya mencintai kota ini,” tandasnya. (Team)