METRO – Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota (MusrenbangKot) Metro yang berlangsung, Kamis (27/2) di aula gedung Wisma Haji Al-Khairiyah Metro banjir protes dari perwakilan milenial Kota Metro. Mereka beranggapan banyak program yang harusnya tinggal melanjutkan, namun di Musrenbang justru banyak yang dirubah. Sehingga terkesan hanya formalitas saja.
Salah satunya diungkapkan perwakilan milenial Kota Metro, Dwi Setyawan. Ia memberi contoh pada Musrenbang 2019 sudah diajukan program penanganan sampah plastik yang mana menjadi salah satu akibat terjadinya banjir di wilayah Kota Metro. Menurutnya program ini masuk ranking pertama di Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Lingkungan Hidup.
“Bukan soal drainasenya.., bukan masalah normalisasinya.. tapi, bagaimana mengedukasi ke masyarakat soal sampahnya,” terang Dwi.
Di pulau jawa, kata Dwi, persoalan sampah plastik menjadi usulan prioritas dalam perencanaan pembangunan di wilayah perkotaan. Bahkan, penanggulangan sampah plastik ini bertujuan menghindari dampak buruk suatu daerah dari berbagaimacam persoalan dan permasalahan.
“Jadi kita harus mecari masterplan Kota Metro dari sekarang. Jadi pembangunan tinggal melanjutkan, bukan merubah,” pinta Dwi.
Lebih lanjut dirinya menegaskan, bahwa masih banyak orang diluar sana yang ingin membangun Kota Metro. Bahkan ia berkeinginan Kota Pendidikan ini di berikan para pemangku kepentingan yang mampu membangun pemikiran yang lebih baik bagi Kota Metro kedepan, dan tidak melulu membahas masalah “bagaimana harus membangun dan apa yang musti dihancurkan”.
Editor : Bima
